Sulitnya Mencintai Jika Tidak Mengenali

Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak rukun.

Ferdi Dirgantara
3 min read6 days ago

Kalau kamu benci, berarti kamu tidak mengenalnya dengan baik.

Photo by Duy Pham on Unsplash

Tiap orang pasti pernah merasakan yang namanya benci, kesal dan ingin marah pada orang lain. Sudah jadi hal yang wajar, itu salah satu rasa yang harus dinikmati juga.

Menariknya, rasa itu kadang memberikan perubahan tertentu pada diri seseorang. Satu tindakan yang sama bisa mendapat respons dan perlakuan yang berbeda pada orang tertentu. Sering kali terjadi disekitar kita, kamu pun mungkin bisa benci, kesal dan mau marah tiap kali bertemu atau mendengar nama segelintir orang. Saya paham bahwa apapun yang orang itu katakan atau lakukan saat ini tidak akan mempan padamu, kamu akan tetap berpikir negatif padanya.

Pikiran itu tidak muncul tanpa sebab, mungkin kalian hanya kurang mengenal satu sama lain. Hal ini bisa menimbulkan banyak kesalahpahaman loh. Perkara komunikasi saja bisa jadi masalah karena kurangnya pemahaman terhadap cara komunikasi lawan bicara.

Apa kamu ingat pernah memanggil teman/sahabatmu dengan panggilan yang memiliki konotasi negatif, seperti anj*ng, bangs*t, as*, ba*i, dan lain sebagainya? Atau mungkin sebaliknya kamu adalah orang yang dipanggilan begitu.

Kita anggap saja kamu yang menerima panggilan tersebut, siapa tau bisa lebih mudah dipahami. Ketika kamu dipanggil dengan salah satu panggilan di atas oleh orang yang sudah sangat dekat denganmu, entah itu keluarga, teman, sahabat, atau pacar. Menurutmu, seberapa besar kemungkinan kamu akan marah atau tersinggung?

Bisa jadi sangat kecil. Sebab kalian sudah saling mengenal dan saling memahami. Kamu paham bahwa ia memanggilmu begitu tidak memiliki niat atau tujuan untuk membuatmu tersinggung.

Sekarang coba diubah, bagaimana jika orang asing yang memanggilmu demikian? Kamu dan orang tersebut tidak saling mengenal dan sedang berpapasan di jalan. Lalu, tanpa alasan yang jelas ia memanggilmu dengan sebutan di atas. Bagaimana tanggapanmu?

Besar kemungkinan kamu akan langsung bertanya-tanya, kenapa orang itu memanggil dengan sebutan negatif. Paling buruknya, kalau kamu orang yang temperamental, sudah pasti kamu bakal mengajaknya baku hantam saat itu juga. Ini pandangan saya, bisa setuju atau tidak, kamu tersinggung atau marah karena kamu tidak tahu konteks, maksud dan tujuan orang tersebut memanggilmu demikian. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi peluang ketersinggungan adalah dengan saling mengenal dan memahami satu sama lain.

Bagaimana caranya?
Ya, mana saya tau, kok tanya saya.
Bercanda ya, hehe.

Yang ingin saya katakan adalah tiap orang itu punya caranya masing-masing untuk mengenal dan dikenal orang lain. Di awal pasti akan banyak pertikaian, ketersinggungan dan kesalahpahaman. Itu hanya jalan yang perlu dilewati saja, nanti juga bakal biasa kalau sudah dilewati.

Saya pikir mengenal seseorang itu mirip seperti kita masuk ke rumah mewah atau mall yang baru dikunjungi. Dari pintu masuk, rasanya biasa saja karena tidak tahu isi didalamnya. Lalu, kita masuk ke dalam dan melihat berbagai hal menarik. Kita yang tadinya biasa, kini mulai senang dan tersenyum. Makin lama, makin detail kita perhatikan setiap sudut ruangannya, makin besar pula rasa kagum dan bahagia kita pada tempat itu. Setelah semua ruangan kita jelajahi kita bisa tau apakah tempat (rumah/mall) itu bagus atau jelek, megah atau sederhana, baik atau buruk, dan berbagai perbandingan lainnya.

Perbandingan ini tentu bisa jadi subjektif. Tiap orang punya pendapat dan tolak ukur masing-masing. Tapi disitulah kenikmatan dari mengenali dan memahami sesuatu, ada sukanya, ada juga gak sukanya.

Balik lagi, kalau kamu benci dia, artinya kamu belum kenal baik orang itu. Kalau kamu sudah berusaha untuk mengenal dan masih tetap benci, artinya kamu memang gak cocok aja sama dia. Dari pada memancing pertikaian ke depannya, mending di kurangi jatah bertemunya, apalagi kalau tidak ada keperluan. Bukan untuk memutuskan hubungan, tapi untuk saling menjaga satu sama lain.

Ingat, kalau “Mencintai tidak harus memiliki.” maka, untuk “Menjaga tidak harus bertemu.” juga.

Ngomong apa sih, gak jelas.

Ngomong-ngomong terima kasih sudah membaca. Saya sengaja coba buat model tulisannya berbeda dari tulisan yang lain. Saya ingin coba apakah ini lebih menyenangkan atau tidak bagi saya. Saya ingin merasakan seolah-olah sedang berbicara dengan kamu sebagai pembaca. Tapi tampaknya buruk sekali setelah saya baca berulang-ulang. Ah biarlah.

Tulis di kolom komentar ya pendapatmu, apa sudah terasa sedang berbicara langsung atau tidak?

Saya dengan senang hati menerima masukan dan saran dari pembaca 😊

Tepukan 👏 dan komentar 💬 pembaca sangat berarti bagi penulis. Terima kasih sudah membaca. Gudang catatan saya ada di laman ini untuk melihat hal-hal lain yang saya pelajari, dan kamu bisa dukung saya di sini agar bisa belajar lebih banyak hal lagi.

--

--