Pecah Telur dari Adobe Stock

Ferdi Dirgantara
4 min readOct 13, 2024

--

Akhirnya mulai terlihat hilal dari Adobe Stock. Proses persetujuan karya di Adobe Stock terhitung lebih lambat dibanding Canva dan Shutterstock. Pengajuan bisa memakan waktu beberapa minggu bahkan sampai sebulan untuk mendapatkan giliran diperiksa terkait kelayakan karya untuk diperjual belikan.

Canva jadi yang paling cepat menerima karya yang dikirimkan. Paling cepat dalam satu hari karya sudah disetujui oleh pihak Canva. Mungkin karena jumlah kontributor di Canva tidak sebanyak di Shutterstock dan Adobe Stock, entahlah, itu hanya asumsi saya pribadi.

Sejauh ini memang Canva yang paling membantu saya mendapatkan penghasilan lebih cepat dibanding Shutterstock dan Adobe Stock. Masih tetap tidak seberapa memang, tapi cukup membantu. Persaingan di Canva terasa lebih ringan dibanding kedua platform tersebut. Terutama di Shutterstock, pemain disana sudah sangat banyak, jadi untuk mendapatkan penjualan yang stabil perlu karya yang banyak terlebih dahulu agar dapat dilirik pembeli.

Di Adobe Stock, saya baru memulai di bulan lalu, saya mengirimkan beberapa karya, sekitar 34 karya. Dengan jumlah yang sedikit, sudah ada yang pecah telur. Ini hanya asumsi saya, sepertinya di Adobe Stock memiliki peluang lebih besar bagi saya mendapatkan hasilnya dibandingkan di Shutterstock.

Karya pertama yang terjual hanya dihargai sebesar $0.38 dollar. Pengguna mengunduh karya saya pada 30 September lalu. Jumlahnya memang tidak banyak, namun ini bisa jadi penilaian awal saya bahwa ada peluang di Adobe Stock. Jika dianalisis, dengan nominal seperti itu, pendapatan dari Adobe Stock bisa saja lebih besar dibandingkan dari Canva suatu saat nanti.

Karya yang terjual, sebuah gambar frame dengan format Vector (SVG).

Di Canva harga penjualan satuan dengan penjualan dari pengguna Canva Pro bisa berbeda. Walau pengguna Canva Pro yang menggunakan karya kontributor banyak, hasilnya tidak akan sebesar pengguna yang membeli secara satuan (individual sales) menggunakan akun biasa. Adobe Stock mirip seperti pembelian satuan di Canva, harganya pun hampir mirip.

Yang menyenangkan dari pekerjaan ini adalah saya tidak harus membuat konten ekslusif untuk setiap platformnya. Jadi, satu karya bisa saya kirim ke beberapa media sekaligus. Sama seperti pribahasa kita, “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.”

Pekerjaan ini tergolong lebih berat dibandingkan pekerjaan kantoran. Pendapatan bisa berbeda tiap bulannya, di beberapa bulan pertama bahkan bisa tidak menghasilkan sepeserpun. Untuk terjun dalam pekerjaan ini, risiko tidak menghasilkan apapun beberapa bulan harus siap diterima. Jadi, penting untuk mempersiapkan dana cadangan untuk beberapa bulan sebelum mendapatkan nominal yang cukup.

Keunggulan dari pekerjaan ini paling enak dirasakan dalam jangka waktu panjang. Mirip seperti investasi, hanya saja ini bukan uang yang diinvestasikan, melainkan karya visual. Mungkin di awal akan banyak tenaga dan mental yang harus dikeluarkan, tapi ketika sudah mencapai titik tertentu, ada peluang untuk melakukannya dengan lebih ringan. Salah satu orang yang saya kenal sudah mencapai titik tersebut adalah senior saya di kampus, yang sekaligus menjadi inspirator dan mentor dalam bidang ini.

Berat memang tapi ini menyenangkan, saya bisa mengerjakan apa yang saya inginkan dan saya sukai tanpa ada tekanan dari atasan atau siapapun. Ya, ada sih tekanannya, tekanan batin contohnya. Saya yang baru terjun dalam satu tahun terakhir hanya bisa berusaha dan berdoa, semoga hasilnya bisa memuaskan di masa mendatang.

Pekerjaan ini juga saya pilih karena di daerah saya tinggal perusahaan IT tidak banyak, bahkan hampir tidak ada. Apalagi untuk pemrogram komputer (programmer), rasanya, urgensi untuk menggunakan jasa programmer bagi instansi di daerah tempat tinggal saya masih kecil. Selain itu, laptop yang saya kenakan untuk bekerja juga kadang dipakai oleh adik saya. Menggambar dengan ponsel pintar (smartphone) jadi satu-satunya pilihan paling tepat untuk saya bekerja karena saya bisa akses kapan pun dan dimana pun.

Yah, intinya, besar harapan saya dari Adobe Stock, begitu juga dengan kawan-kawannya. Meski kecil dan peluangnya juga tidak besar karena banyaknya pesaing, tetap saja harus dilakukan bukan? Saya sering berpikir bahwa yang terpenting itu bukan apa yang harus dilakukan, tapi apa yang bisa dilakukan. Dari pada berpikir tentang apa yang harus dilakukan agar mendapatkan penghasilan sampai menyiksa diri dan mengharapkan alat-alat yang mahal, lebih baik melakukan apa yang memang bisa dilakukan saat ini dengan segala keterbatasan yang saya miliki.

Saya sudahi sampai disini,
terima kasih bagi yang sudah membaca.

Tepukan 👏 dan komentar 📖 pembaca sangat berarti bagi penulis. Saya berusaha sebisa mungkin untuk menghasilkan karya yang bisa berguna bagi orang lain. Kamu bisa dukung saya juga di Trakteer.

--

--